Saturday, June 30, 2012

Ketika Pebisnis terbelenggu Waktu..


“Bisnis terkembang  yang tak diiringi mengembangnya system akan penjarakan kebebasan waktu pemiliknya. Sebaliknya  system bertumbuh tanpa diikuti pertumbuhan bisnis akan  mengaburkan tujuan nya”

Restaurant Chinesse Food ternama  di Kota Malang berasitektur Canton bernuansa merah darah. Siang  itu penuh gelak tawa dan kehangatan bercengkerama. Di depan aquarium berisi ikan beraneka didisplay sebagai bahan mentah sajian penuh selera. Meja bundar berkursi delapan terisi, semuanya ceria karena tuan rumah menyambut penuh sukacita.

Rupanya joke yang dibincangkan untuk membuka perjumpaan cukup dapat mencairkan suasana. Kebekuan, jarak  yang semula merebak  seketika berganti kehangatan bernuansa khas AREMA lugas tanpa batas.

Lokasi yang berada di sudut kawasan perumahan Bhumi Araya  membuatnya  mudah diakses dari berbagai arah. Sejenak berada didalamnya tampak suasana tak pernah sepi,
pengunjung hadir mengalir. Ada yang mengajak keluarga, sejawat dan relasi, jam makan siang memamerkan puncak keramaian.

Dari tempat kami duduk, saya leluasa mengamati dan memandang suasana sekitar. Beberapa kali mata saya menangkap ekspresi  raut wajah mereka, binar keceriaan selepas bersantap. Senyum tulus yang terpancar  sebagai buah  tanda kepuasan atas hidangan dan layanan.

Pak Hendra-sang empunya, lelaki paruh baya berpenampilan perlente, siang itu ditemani istri berbagi kisah bagaimana bisnisnya bermula. Di era Tujuhpuluhan Hendra muda mengawalinya dari sebuah gerobak dorong menjajakan Pangsit Mie ke seantero Kota.  Berbekal tekad, keberanian dan keuletan tak kenal lelah, pelan tapi pasti usahanya bertumbuh.

“Banyak orang hari ini hanya melihat pencapaian dan kesuksesan saya, mereka tidak faham bagaimana saya juga mengalami jatuh bangun”. Secara kasat mata Pak Hendra sudah dapat disebut sukses ukuranya 3 cabang resto yang dimiliki, rumah  dikawasan elit dan kendaraan mewahnya.

Disisi sebelah kanan resto terdapat Hall megah berkapasitas seribu duaratusan kursi. Didesign untuk pelanggan yang ingin menyelenggarakan perhelatan beragam acara. Ruang yang didesain lapang, beragam event mulai wedding, launching produk hingga gathering customer selalu full booked terselenggara. “ Sabtu dan Minggu adalah favorit pelanggan, minimal delapan kali sebulan pasti terisi” Pak Hendra menjelaskan.

Dari resto yang hari itu saya kunjungi omset bulananya telah mencapai digit Sembilan. Hitungan kasar ini saya dapat dari rates yang dipatok per kepala dikalikan seribu duaratusan kursi yang tersedia. Bahkan harga paket makanan minuman dengan permintaan diolah khusus oleh sang maestro berbandrol sepuluh jutaan untuk sepuluh orang. Meski tak rutin dalam sepekan kadang dua hingga tiga kali permintaan ini didapatnya.

Mendengar kisahnya saya memahami bagaimana kesuksesan memang harus diperjuangkan. Disaat awal kiprahnya hanya menyediakan Pangsit Mie, tak butuh waktu lama daganganya langsung dapat diterima masyarakat. Meski begitu bukan berarti bisnisnya tanpa masalah. Modal dan kesempatan adalah persoalan klasik yang juga sempat menghampirinya.  Sering dia mendapat kenyataan bahwa tak bisa berjualan karena modal habis digunakan untuk belanja kebutuhan hidup sehari hari. Maka siasat menabung dan memutar otak agar sajian makin bertambah menjadi kiatnya.

Semakin beragam menu masakan maka makin besar pula peluang mengeruk pundi rupiah. Dikalangan pecinta kuliner namanya dikenal karena kelezatan olahan bercitarasa. Kepiawaian mencicipi, merasakan, dan mencipta kreasi aneka hidangan teruji paripurna. Pelanggan cukup mendeskripsikan lezatnya masakan chinesse food beserta kandungan bahan. Dari info sederhana seperti ini ia mampu menduplikasi hidangan serupa.  Inspirasi resep yang lahir telah terkumpul berlipat  hingga mencapai angka 200 an menu.

Lezatnya hidangan bahkan acap melebihi ekspektasi sang pemesan, meski Pak Hendra mengakui tak semua didapat murah mudah. Ongkos yang harus dibayarnya sepadan dengan pencapaian : begadang semalaman tak bisa tidur, mencari referensi, berkesperimen dan mencoba berulangkali. Jika ada jedah waktu luang maka kesempatan tak dibuang, berbekal keinginan untuk selalu jadi pemenang, belajar dan kursus harus dijalaninya.

Sambil melanjutkan kisah kita  berkesempatan meninjau lokasi dapur dan backstage operasionalnya. Dari semua piranti dapur dan seragam yang dikenakan karyawan nampak keteraturan dan management yang mumpuni.

Secara kasat mata nampak bahwa semua berjalan sesuai mekanisme yang teratur, rapi dan tak ada celah. Storage dikelola dengan management modern sediakan bahan baku yang siap mensupport kebutuhan hidangan masakan sesuai pesanan pelanggan. Rak rak dilengkapi identitas bahan dan alamat
 untuk kemudahan menyimpan dan mencarinya. Utilities - piranti  masak tertata berjajar urut runtut mulai dari ukuran terkecil hingga besar. Kesemua dikelompokan disesusaikan dengan fungsi dan kegunaan,  untuk kemudahan persiapan pesta atau jamuan.

Problem sebenarnya tersingkap saat terlontar sebuah pernyataan  mengejutkan yang keluar dari bibirnya. “Saya belum mampu menikmati kesuksesan yang saya peroleh dengan sempurna”.  Sambil menghela nafas melepas beban dia menambahkan ”Saya boleh pergi kemanapun tetapi tak boleh lebih sepekan”. Lebih dari itu kekacauan management yang terjadi.

Beberapa kebijakan  terutama soal harga dan pengolahan menu resep special harus ditanganinya sendiri tak dapat diwakilkan. Pernah untuk mengunjungi pameran kuliner dan kursus pendek Pak Hendra meninggalkan bisnis lebih dua pekan ke China. Begitu pulang kekacauan yang terjadi memusingkan kepalanya. Pembenahan ulang yang dilakukan lebih menyulitkan tak sebanding dengan waktu yang ditinggalkanya.

Pekerjaan rutinnya adalah mensortir beberapa bahan baku sajian. Seleksi burung merpati, kepiting dan beberapa ikan spesies tertentu. Berkali dia mencoba mendelegasikan pekerjaan yang terlihat remeh temeh ini tapi berkali pula kekecewaan yang diperolehnya.

Secara spesifik dia tahu yang diperlukan dalam bisnisnya adalah pelimpahan tetapi yang tak dipahaminya adalah darimana harus memulainya. Standard harus dituliskan dan pemastian proses harus dirumuskan. Tetapi jika ilmu tak mencukupi maka  jauh panggang dari api, jauhlah harapan dari kenyataan.

Job deskripsi yang telah dibuat ternyata tak mampu menyentuh pekerjaan yang selama ini harus dikerjakanya sendiri. Setelah saya gali lebih dalam muaranya dari ketakmampuan merumuskan system standard kualitas yang diketahuinya. Tanpa panduan yang jelas, apapun pekerjaan yang akan didelegasikan tak mungkin dapat dipindahtangankan.

Bagi pengusaha pemula konsentrasinya jamak hanya untuk tumbuhkan bisnis, tetapi sedikit yang diinvestasikan untuk pengembangan system management. Saat itu waktu hanya tercurah untuk menghasilkan cashmoney. Mereka dominan hanya memikirkan akselerasi tetapi melupakan bagaimana bisnis perlu pula dikemudi. Jika terlalu asyik dengan pertumbuhan bisnis dan melupakan membangun system hal yang dialami Pak Hendra pasti akan terjadi.

Otak kanan mengajarkan keberanian memutuskan tetapi tetaplah memerlukan otak kiri yang menyeimbangkan perjalanan.
Maka yang diperlukan Pak Hendra adalah segera mengalokasikan waktu untuk membangun system.  Mencari coach mumpuni yang mendampingi memahami mindset benar tentang system dan membangunya. Menseleksi orang ditiap departemenya untuk terlibat dan berperan sebagai team engine pembuatan standard dan system berwujud SOP.

Dibutuhkan energy dan kebulatan hati, karena system tak nampak seketika  riil nilai ekonomisnya . Kerepotan? Tentu, karena disamping rutinitas operasional yang tetap harus berjalan terdapat tambahan job membenahi simpul proses ataupun prosedur yang tak efisien. 
Pilihan bijaknya adalah apakah ingin repot diawal untuk kemudahan jalan berikutnya, atau kita memilih selalu repot selamanya? Dan tahukah Anda bahwa system memang harus bertumbuh seiring berkembangnya Bisnis.

Alasanya karena owner akan kehilangan kebebasan waktunya, Organisasi bisnis akan membuat “belenggu” dimana tak mudah melepas ikatanya. Dia akan dipaksa “terpasung” terlibat di dalamnya. Sistem dengan standard operasional mumpuni sudahkah anda memilikinya? (LSe)

Sukahideung, 29 June 2012

2 comments:

Azwar Anas said...

Kok tidak berlanjut pak tulisannya?

Lukman Setiawan said...

ceritanya dilanjut di www.sopperusahaan.com silah merapat disana pak...trims yah