Saturday, March 19, 2011

Mainkan Musikmu , belajar dengan hati merubah huuh menjadi Woow


Resensi Buku Quantum Learning at Home, 3 Menit membuat anak keranjingan Belajar

Karya Reza Rifanto
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cet .Pertama 2010

Genius is 99% perspiration and 1% inspiration - Thomas Alva Edison.
Genius bukan dilahirkan sebaliknya genius diciptakan, Thomas Alva Edison penemu fenomenal abad ini membuktikan. Mulai dari seorang siswa “GoPar-Goblok Parah” karena ketekunan dan kerja keras telah berubah menjadi Scientist hebat.

Disaat semua guru tak mau menerimanya, disanalah terdapat peran ibu menunjukkan cahaya. Melalui serangkaian kesabaran dan bimbingan si anak menemukan kesejatian belajar.

Kebanyakan guru dan para orang tua berupaya melahirkan siswa berprestasi
secara instant,tapi tidak semua paham jalan memperolehnya. Sabar melewati proses dan menyelami gaya belajar anak sangatlah diperlukan.

Jamak ditemukan orang tua yang mencoba berbagai media dan gaya untuk menjadikan anaknya juara. Maka terjadilah beragam masalah dan tantangan yang tak mudah, semua berujung kecewa karena tak memahami caranya. Ternyata diperlukan ilmu yang tepat hingga belajar menjadi sebuah kenikmatan bukan hanya sebuah paksaan.

Buku Quantum Learning at Home, 3 Menit membuat anak keranjingan Belajar cukup lengkap mengupas beragam kendala. Didalamnya dibagikan kisah beragam kesulitan belajar, lengkap dengan tips jitu menyudahi setiap penolakan dan keberatannya. Cara termudah menggali pengoptimalan prestasi adalah mengajak anak mau belajar.

Mengawali dengan Mindset yang benar, disinilah muasal segala tindakan. Membongkar Mindset penyebab anak memiliki konsep diri negatif serta tidak termotivasi belajar. Salah kita mengantisipasi penolakan dan kondisi psikologis anak, salah kita memperlakukan dan memotivasinya.

Orang tua dan pendidik wajib mengetahui potensi anak, bukan hanya mengeksplorasi kekurangannya. Anak yang kurang dalam hal nilai sekolah harus dimotivasi, tak boleh terbersit buntu mencoba. Hasil penelitian menunjukkan prestasi siswa berbanding lurus dengan tingkat pengharapan Guru dan Orang Tua.

Setiap anak memiliki kepribadian yang tak sama, efeknya gaya belajarnya pun unik berbeda. Ada yang suka mendengar ceramah, ada yang lebih enjoy melihat dan mengamati objeknya. Yang lain lebih suka menggunakan gerakan sebagai medianya. Kita dapat mendeteksi gaya belajar anak dengan melihat tingkat kenyamanan dengan salah satu methode ini. Kenali kesukaannya maka kita akan terheran dengan hasilnya.

Banyak anak merasa jauh dengan orang tua sehingga saat menemui kesulitan belajar mereka merasa sendiri. Bahasa cinta harus diungkapkan dengan tepat sehingga akan menjadi stimuli semangat . Sentuhan diperlukan sebagai tanda sayang, kata kata penegasan kadang perlu diberikan sebagai pembuktian. Waktu khusus bersama sesekali juga dibutuhkan sebagai bentuk perhatian. Berikan hadiah kecil sebagai kejutan dan service saat dia betul membutuhkan.

Maka tidak ada murid bodoh, yang ada hanya guru/orang tua tidak mampu mengajarkan ilmunya. Jika prinsip ini yang anda yakini maka akan ada energi untuk mencari solusi. Sebaliknya jika anda mempercayai siswa tidak mampu menyerap pelajaran maka akan banyak pembenaran untuk menyalahkan dan mencari celah kekurangan anak.

Berikutnya kita juga perlu membagi motivasi dengan benar sehingga anak akan menemukan spirit untuk mencapai hasil terbaik. Kebanyakan kita jika tidak bisa bukannya berlatih lebih keras dan lebih sering mencoba tetapi menggantinya dengan aktivitas lain yang menyenangkan. Dalam buku ini kaya akan contoh bagaimana cara memotivasi dan pendekatan termudah untuk mempraktekkannya.

Gaya bertutur dikemas, renyah, jenaka diperkaya dengan contoh nyata adalah kekuatan dari buku perjaka yang telah menyelesaikan studi Magister Psikologi Pendidikan Ubaya, Surabaya.

Jurus rahasia 3 menitnya dimulai berpijak pada jargon : “ Permulaan yang baik adalah separuh keberhasilan”. Buat kesan emosi positif sebagaimana mengutip Napoleon Hill : “….dalam tindakannya manusia dipengaruhi bukan oleh pertimbangan akal, tetapi lebih banyak “perasaan” mereka. Kemampuan kreatif pikiran diubah menjadi tindakan sepenuhnya oleh emosi, dan bukan pertimbangan semata mata”.

Disinilah kekuatan lain buku ini memberikan teknik teknik men-challange anak dengan merubah balajar yang tadinya rutinitas huuuh menjadi wow. Melakukan penyamaan frekuensi hobby sebagai pintu menuju kesenangan belajar dan banyak lagi teknik seru lainnya.

Maka bagi anda para orang tua saya sarankan untuk membaca dan mengoleksinya. Bagi para pendidik buku ini penting sebagai bahan yang memperkaya wawasan tentang seni pengajaran. Di akhir tulisannya Reza mengungkapkan bahwa belajar macam seni musik yang dimainkan dengan hati,sehingga pendengar dapat merasakan apa yang kita rasakan…dan yang terpenting ciptakan musikmu sendiri.

Buku ini adalah tangga nada dasar dalam menangani anak-anak yang kurang termotivasi belajar sehingga keranjingan belajar. Improvisasi tetaplah diperlukan untuk menyesuaikan dengan kasus, karakter dan keadaan setempat.

Praktek dan latihan selalu diperlukan guna menyempurnakan setiap teori yang telah kita tahu. Selamat Menjadi guru bagi sang buah hati semoga kelak mereka akan menjadi penyejuk hati dan pahlawan bagi ibu pertiwi.(Lse)

2 comments:

Pembelajar said...

sekalipun dah baca bukunya, tetep menikmati membaca resensi ini....terimakasih

Pembelajar said...

Salam kenal pak Lukman, saya juga dari sidoarjo pak...(jetis. Alhamdulillah menemukan blog yang bagus..